41 Tahun Mengabdi di SD Santo Fransiskus III

Jakarta, 15 Juni 2023

“Maka izinkan kami sampaikan Terimakasih wahai guruku
Atas semua jasa-jasamu
Walau tak terukir diatas prasasti
Namun kami akan slalu mengenangmu
Sebagai sosok yang berjasa untuk masa depanku”

Sepenggal puisi karya Chairil Anwar (Terima Kasih Guruku) di atas, sangat tepat disematkan untuk bapak ibu guru yang telah mendedikasikan dirinya bagi nusa dan bangsa. Mereka mengajar, mendidik dan membimbing anak-anak untuk menjadi manusia yang berguna, bisa menulis dan membaca, mengerti mana yang baik dan benar, serta mengerti mana yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dengan tabah dan sabar bapak ibu guru melakukan semua itu tanpa pandang bulu, memberikan dengan sepenuh hati dan cinta yang tak terbatas. //Kau Mentari yang tak habis berbagi// Petuahmu pelita di petang hati// Saat aku terpuruk dan jatuh// Kau Topang asaku jangan runtuh// Sering kugores luka// Terlontar kesal dan kasar kata// Kau terus sabar// Kasihmu tak putus buatku tegar//. Kata-kata puitis karangan Ikke Nurjanah ini juga sangat menyentuh sanubari kita, mengingatkan kita pada masa-masa duduk di bangku SD, SMP atau SMA. Kita bisa melihat kembali dimasa-masa itu, membuka kembali lembaran-lembaran lama, merenungkan kembali petuah atau nasihat yang disampaikan bapak ibu guru kepada kita. Saat itu mungkin kita merasa bahwa semua hal itu tidak penting, dan biasa-biasa saja.  Tapi pada akhirnya kita akan menyadari dan mengerti akan semua itu, ternyata apa yang dulu disampaikan bapak ibu guru sangat berarti bagi kehidupan kita sekarang. Atau mungkin ketika kita juga menjadi guru, kita baru merasakan bagaimana perjuangan bapak ibu guru kita dahulu. Petuah dan nasihatnya telah memberi warna baru untuk kita.

Sosok guru “digugu dan ditiru” sebagai suatu hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh para guru atau calon guru. Mereka menjadi panutan atau juga mungkin tokoh inspiratif bagi guru-guru lain karena kewibawaannya, karakternya, caranya bergaul dengan guru-guru, cara menyelesaikan masalah atau memberikan nasihat kepada guru-guru. Atau mungkin sosoknya telah menjadi bapak untuk para guru yang masih mencari jati dirinya sebagai guru.

Tahun 2023 ini, kita akan kehilangan salah satu guru kita. Beliau telah mengabdikan dirinya untuk SD Santo Fransiskus III selama kurang lebih 41 tahun. Sosok yang bagi saya dan bapak ibu guru lain adalah orang tua atau ayah sendiri. Sosok yang ramah, humble, bisa bergaul dengan anak-anak muda dan mungkin masih banyak yang bisa kita sematkan kepada beliau. Segala keluh kesah pun karena pekerjaan atau mungkin masalah romantika, kita bisa bertukar pikiran dengannya. Beliau juga selalu menguatkan kita, disaat kita jatuh terpuruk. Dan ditangan beliau pula, bapak ibu guru dikuatkan. Bagi bapak ibu guru, beliau bukan lagi guru senior tetapi menjadi bapak bagi mereka. Sehingga benar yang dikatakan Ikke Nurjanah dalam puisinya “Terima Kasih Guruku”, Petuahmu pelita di petang hati, saat aku terpuruk dan jatuh, kau topang asaku jangan runtuh. Pesan puisi ini sepertinya sangat pantas untuk disematkan kepada sosok ini, sosok yang telah memberikan jiwa dan raganya untuk bangsa dan negara melalui lembaga pendidikan SD Santo Fransiskus III. Semangat dan dedikasinya mengajarkan setiap ilmu, membawa banyak alumni yang sudah berhasil. Beliau adalah Bpk. MADYA YANUARIUS. Kesehariannya sering disapa Pak Madyo. Pak Madyo telah purna tugas. Tetapi dedikasinya untuk kemajuan pendidikan akan selalu kita kenang. Canda dan tawanya akan selalu kita ingat. Meski sangat sulit jemari ini untuk menuliskan kata-kata perpisahan untuk untuknya, tapi apalah daya regenerasi harus terus dijalankan. Perpisahan memang sangat sulit untuk kita terima..

Kita hanya bisa mendoakan, semoga Pak Madya dimasa purna tugasnya selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, diberikan rahmat berlimpah Pak Madya dan kelaurganya. Pak Madya, segala dedikasimu akan kami selalu kenang dan akan kami teruskan kepada anak-anak didik SD Santo Fransiskus III. Walapun kita berpisah oleh tempat dan1 jarak, namun kiranya Pak Madya akan selalu meluangkan waktunya untuk mendengarkan celotehan dan curhatan dari kami.

Selamat memasuki masa puna tugas Pak Madya.Doa kami semua mengiring langkah Pak Madya. Terimakasih pahlawanku.

By :AS