Jangan Ragu Sekolah di SD Santo Fransiskus III Kayu Putih

Bulan Mei, tahun 2018 saya menginjakkan kaki pertama kali di SD Santo Fransiskus III untuk melamar menjadi salah satu tenaga pengajarnya. Saya diterima dengan ramah oleh Kepala Sekolah saat itu Sr.Elfrida FSGM dan diminta untuk microteaching di kelas 3A hari berikutnya. Saat itu wali kelas 3A dipegang oleh Ibu Lis. Detak kagum pun menyelimuti pikiran saat itu ketika melihat gedung sekolah yang cukup megah dengan fasilitasnya yang lengkap. Walaupun sudah dua tahun berada di Jakarta, tetapi menginjakkan kaki dalam lingkungan sekolah belum pernah hanya melihat dari luarnya saja. Terlintas dalam ingatan pun akan keberadaan sekolah yang saya jumpai waktu berada di Flores saat kuliah juga saat ada kegiatan di Jayapura Papua 2016. Sangat jauh berbeda. Dalam hati pun saya membuat sebuah kesimpulan sementara bahwa kemajuan sebuah daerah tentu harus ditopang dengan kemajuan pendidikannya. Namun ditengah keterbatasan akan fasilitas pendidikan yang belum memadai di daerah terluar dan terdepan, motivasi para guru menjadi semangat juang dalam menempuh pendidikan mereka. Selain itu juga ada keluarga dan orang tua yang dengan gigih bekerja keras demi anaknya menempuh pendidikan tinggi. Saya banyak bertemu dengan teman-teman saya dari NTT, Papua, Kalimantan, Maluku dan yang lainnya. Satu hal yang sering kita diskusikan adalah tentang pendidikan dan ekonomi. Saya dan anda tentu memiliki pengalaman yang berbeda dalam menempuh pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Suka dan dukanya pun berbeda.

Sekolah Dasar Santo Fransiskus III terletak di jalan Bangunan Barat, Kayu Putih Jakarta Timur. Letaknya cukup strategis karena berada tepat di sebelah jalan Bangunan Barat dan diapiti oleh SMP Santo Fransiskus II dan SMA Fransiskus. Keberadaannya pun telah lama, sejak tahun 1968. Itu artinya sudah banyak generasi yang dilahirkan dari sekolah ini. Kalau kita hitung dengan perkiraan setiap angkatan 60 orang, maka SD Santo Fransiskus III sudah mencetak 3.180  alumni dalam kurun waktu 53 tahun sejak didirikannya. Jumlah yang sangat banyak dan tentu para alumninya sudah menyebar dalam berbagai bidang dan profesi, ada yang jadi pengusaha, polisi, wartawan, fotografer, PNS, romo dan sebagainya. Usia 53 tahun, tentu bukanlah usia yang muda kalau dalam diri seorang manusia. Mempertahankan serta meningkatkan kualitas sekolah  tentu menjadi sebuah keharusan dalam sebuah satuan pendidikan. Begitu pula dengan yang dilakukan oleh SD Santo Fransiskus III Kayu Putih, Jakarta Timur. Kita bisa melihatnya dari bangunan fisik yang terpampang, sarana-prasarana seperti laboratorium Komputer, lab IPA, ruangan kelas ber-AC, serta fasilitas penunjang lainnya dalam pengembangan bakat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler. Selain bangunan fisik dan sarana prasarana yang lengkap, SD Fransiskus III masih tetap mempertahankan status akreditasinya pada tahun 2020 yaitu “AKREDITASI A”. Tenaga pendidik dan kependidikan SD santo Fransiskus III pun hampir sebagain besarnya berlatar belakang sarjana pendidikan.

Hari demi hari pun saya lewati berada ditengah anak-anak dan para guru hingga saat ini. Mengajar, mendidik serta mendampingi anak-anak sudah menjadi tugas dan tanggungjawab yang harus dilakukan oleh guru atau pendidik. Semua guru pun tentu pasti mengetahui akan tugasnya masing-masing. Namun ada yang berbeda ketika saya mulai bergabung di sekolah Santo Fransiskus III Kayu Putih ini. Para guru senior tidak saja memberikan pengajaran atau materi dan pengetahuan yang harus dimiliki siswanya, tetapi lebih dari itu adalah nilai serta karakter yang harus dimiliki lulusannya. Sikap disiplin, jujur, menghargai perbedaan, semangat nasionalisme, toleransi, dan nilai-nilai yang lainnya ditanamkan pada diri peserta didik. Budaya sekolah pun diterapkan dan ditegakan misalnya budaya senyum-sapa-salam, makan bersama, doa bersama dan sebagainya. Selain itu, semangat pelindung sekolah yaitu Santo Fransiskus Asisi menjadi spririt bagi segenap para pendidik, tenaga kependidikan serta peserta didik yang ada di sekolah Fransiskus III Kayu Putih. Sekolah Santo Fransiskus III Kayu Putih, tidak hanya mementingkan nilai akhir, tetapi proses serta karakter peserta didik harus menjadi bagian yang tak terpisahkan. Hal ini dapat terlihat dengan jelas ketika pihak yayasan dan para guru yang terpilih dari berbagai sekolah dibawah naungan Yayasan Dwi Bakti Bandarlampung saat itu, membuat sebuah buku tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang dapat dijadikan acuan para guru untuk membantu peserta didiknya.

Selain itu, sekolah Santo Fransiskus III juga dengan cepat beradaptasi dengan kemajuan serta tantangan yang dihadapi sekarang ini. Pandemi covid 19 tidak menghambat para guru untuk tidak bertatap muka dengan para siswanya. Melalui pelatihan dan bimbingan, akhirnya SD Fransiskus III tetap melakukan proses pembelajaran secara daring dengan menggunakan aplikasi Google Meet, Classroom, dan aplikasi lainnya yang menunjang proses pembelajaran.

Para guru SD Fransiskus III serta tenaga kependidikannya memiliki sikap profesionalitas dalam tugas dan tanggung jawabnya, mengajar dengan kasih dan hati sehingga tidak perlu ragu untuk memilih SD Santo Fransiskus III Kayu Putih menjadi sekolah idaman dan pilihan anda.

SD Santo Fransiskus III pilihan kita.

Mari!

Salam Fransiskus, Berjiwa Besar!

By : Aldo Sahagun (Admin)