• SD ST. FRANSISKUS III KAYU PUTIH
  • Cinta Allah Yang Penuh Kerahiman, Cerdas, Jujur, Toleransi, Disiplin

Surat Tua Untuk Ibu Nirmala

Ilustrasi by Gemini AI

 

Oleh: ELORA ABIGAIL BUTAR BUTAR (Elora)

(Siswi kelas VI SD St. Fransiskus III Jakarta)

 

Langit Jakarta sore itu berwarna kelabu, seperti menyimpan rindu yang lama tak tersentuh. Di meja kerja  yang penuh dengan naskah berita dan secangkir kopi dingin, Risa menatap sebuah amplop berwarna kecokelatan yang baru saja ditemukan di antara tumpukan buku lama. Tulisan tangan di pojok kiri atas membuat dadanya bergetar pelan. (Bu Nirmala).

Nama itu membawanya kembali ke masa lalu, ke ruang kelas yang harum kapur tulis dan suara sepatu hak rendah yang berjalan pelan di antara bangku murid.

Dulu, Bu Nirmala dikenal sebagai guru Bahasa Indonesia yang kaku. Suaranya tegas, wajahnya hampir tidak menampilkan senyum. Murid-murid sering menghindari tatapannya. Termasuk Risa, gadis SMA yang ketika itu sering kali melanggar aturan dari pada menulis puisi.

Pada suatu hari, Risa datang ke ruang guru dengan mata berkaca-kaca dan selembar surat di tangannya. (Surat pengunduran diri). Ia ingin berhenti sekolah. Dunia terasa terlalu berat, dan sekolah hanya menambah beban pikirannya.

Namun, alih-alih memarahinya, Bu Nirmala hanya menatap Risa lama.

“jika berhenti, kamu mau ke mana, Risa?” tanya Bu Nirmala lembut.

Pertanyaan sederhana itu menusuk. Risa tidak memiliki jawaban.

Bu Nirmala lalu membuka laci mejanya, mengambil sebuah buku puisi usang, dan menyerahkannya.

“bacalah. Mungkin kamu akan menemukan alasan untuk bertahan,” kata Bu Nirmala singkat.

Risa membawa pulang buku itu dengan hati yang masih penuh amarah. Namun malamnya, di bawah cahaya lampu belajar yang redup, ia membaca satu per satu bait puisi di dalamnya. Ada kata-kata tentang luka yang berubah menjadi kekuatan, tentang perjalanan yang tak selalu mudah, tapi selalu berarti.

Keesokan harinya, tanpa sepatah kata pun, Risa datang ke sekolah lagi.

Sejak hari itu, hubungan mereka berubah. Bu Nirmala tak lagi sekadar guru yang kaku. Dimata Risa, Bu Nirmala menjadi sosok yang melihat potensi yang bahkan Risa sendiri tak menyadarinya.

Diam-diam Bu Nirmala menuntunnya. Menyempurnakan tulisannya, membimbingnya ikut lomba menulis, bahkan membantu mencarikan beasiswa kuliah di luar kota.

ketika Risa akhirnya diterima di universitas impiannya, Bu Nirmala hanya tersenyum kecil.

"Tugas guru bukan membuat murid bergantung, tapi memastikan mereka bisa terbang" kata Bu Nirmala.

kata-kata itu terpatri dalam ingatan Risa, seperti doa yang terus bergaung sepanjang langkah hidupnya.

Waktu pun berlalu, tahun berganti tahun. Risa tumbuh menjadi jurnalis ternama. Sibuk berpindah kota, mengejar berita, menulis kisah orang lain sampai menulis tentang dirinya sendiri. Hingga saat ini ketika ia membuka amplop tua itu tulisan tangan Bu Nirmala, agak kusam tapi masih jelas terbaca.

Riza, kelak ketika kamu membaca surat ini mungkin aku sudah tidak lagi mengajar. Namun aku ingin kamu tahu, setiap kata yang kamu tulis adalah bagian kecil dari kelas yang dulu kita jalani bersama. Aku bangga padamu, bukan karena kesuksesanmu, Akan tetapi karena kamu berani memilih untuk tetap melangkah. Ingat sayapmu bukan aku yang berikan. Aku hanya mengasah lapisan baju di dalamnya.

Air mata Risa jatuh di atas kertas yang mulai rapuh itu. Ia menutup surat itu dengan hati yang bergetar, antara rasa rindu dan rasa bersalah.

Tidak lama kemudian telepon berdering suara rekan lamanya di ujung sana bergetar pelan.

"Ris... aku baru dengar kabar. Bu Nirmala sekarang rawat di panti jompo, karena sedang sakit."

Risa terdiam Lama. Dunia seolah berhenti.

Tanpa berpikir panjang, ia membuka kalender kerjanya dan menulis kata cuti.

 Ia tahu, ada perjalanan yang jauh lebih penting daripada liputan mana pun, yaitu

perjalanan pulang untuk seseorang yang pernah memberinya puisi, arah, dan sayap untuk terbang.

 

Editor_Wihelmus Kamis

 

Link SPMB SD Fransiskus III TP 2026/2027 : https://bit.ly/SPMB_SDFR3

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
SENYUM DIBALIK PAPAN TULIS

By : CATHERINE AZELIA NAPITU (Catherine) Murid Kelas VI SD Santo Fransiskus III   Pagi yang cerah menyelimuti kota Jakarta. Sinar matahari memantul pada deretan gedung-gedu

28/11/2025 10:26 WIB - Administrator
Bunga Yang Tercabut Paksa

By:JADINE GRACIELA CONG (Jadine) Siswi Kelas VI SD Santo Fransiskus III Suatu hari, hiduplah seorang gadis bernama Dewi. Ia yatim piatu sejak kecil, Sediri di dunia yang terasa begitu

24/11/2025 10:29 WIB - Administrator
“Jejak Persahabatan Andi dan Kilan”

Oleh:KEVIN GLENNICHOLAS BENEDICT SIMANJUNTAK (Kevin) (Siswa kelas VI SD St. Fransiskus III Jakarta)   Di suatu desa yang tenang, diantara hijaunya pepohonan dan riuh tawa anak-a

20/11/2025 12:30 WIB - Administrator
Sebuah perpisahan

  By:GOSYEN ZIO TIMOTY LAJANTO TJANDRA (Gosyen) Malam situasinya tenang penuh keheningan. Di bawah sinar rembulan yang lembut, Cristian dan Ifana berjalan beriringan di jalan k

20/11/2025 12:04 WIB - Administrator
Boneka Beruang, Sahabat Terbaikku

By:SYALOMITA EVANGELIS RONATIO PASARIBU (Shalom) (siswi kelas VI SD St.Fransiskus III Jakarta)   Sore itu, mentari perlahan tenggelam di balik jendela rumah kecil milik keluarga

06/11/2025 11:59 WIB - Administrator
Kancing Ajaib Dan Pelajaran Kejujuran

By: ELORA ABIGAIL BUTAR BUTAR (Elora) Siswi Kelas VI SD Santo Fransiskus III Lia, siswi kelas enam yang cerdas dan rajin, memiliki sebuah kancing biru laut yang selalu ia simpan denga

30/10/2025 15:07 WIB - Administrator
Mengukir Masa Depan di Papan Tulis

By : MICHELLE GABRIELLA LIAUW ANN (Michelle) Siswi Kelas VI SD Santo Fransiskus III Di sebuah sekolah sederhana, di antara riuh tawa dan langkah terburu para siswa, ada seorang gadis

29/10/2025 13:32 WIB - Administrator
Langkah Kecil Menuju Mimpi Besar

By: GABRIELLE EIFFEL FRADYTHNASEARA SETIABUDI (Eiffel) Siswi Kelas VI SD Santo Fransiskus III   Namanya Amira. Ia duduk di kelas 5 SD Mentari Pagi. Amira dikenal sebagai anak ya

29/10/2025 13:26 WIB - Administrator
BERUBAH SEBELUM TERLAMBAT

By: BRIGITTA RAISSA SAMANTHA GINTING (Brigita) (Brigita adalah siswi kelas VI SD St. Fransiskus III Jakarta) Setiap anak tentu ingin diakui dan disukai oleh teman-temannya. Namun tida

28/10/2025 15:00 WIB - Administrator
Si Bobi yang Keasikan Main HP

By : ELIZABETH ALVIONA (Eli) Siswi Kelas VI SD Santo Fransiskus III Setiap hari, Bobi tidak bisa lepas dari HP-nya. begitu bangun tidur, ia langsung mentap layer. Saat makan, HP-

28/10/2025 13:59 WIB - Administrator