
“BERSAMA MENGEJAR PELANGI”
By : ZEFANYA ANABELLE STEPHANIE SIHOMBING
(Fanya)
Di SD St. Fransiskus III, ada seorang siswi kelas enam yang selalu ceria dan murah senyum. Namanya Anna. Ia dikenal ramah oleh semua orang, dari guru hingga teman-teman sekolahnya. Tak heran jika kehadirannya selalu membawa suasana hangat. Anna memiliki empat sahabat dekat: Raisa, Loisa, Angel, dan Liva. Kelima sahabat itu kompak dan saling menyemangati dalam mengejar impian mereka.
Mereka memiliki cita-cita masing-masing. Raisa ingin menjadi pemain futsal profesional, Liva bercita-cita menjadi dokter kecantikan, Louisa ingin menjadi pelukis terkenal, Angel ingin jadi atlet, dan Anna sendiri bercita-cita menjadi guru yang inspiratif.
Mengenal Cita-cita
Suatu hari, pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, Bu guru meminta siswa membuat kelompok berisi lima orang. Anna dan sahabat-sahabatnya tentu saja langsung membentuk satu kelompok.
Tugas hari itu ialah berdiskusi tentang cita-cita masing-masing. Mereka saling bertukar cerita: mengapa mereka memilih cita-cita itu, siapa yang menginspirasi mereka, dan bagaimana langkah-langkah untuk mencapainya. Diskusi berjalan penuh semangat dan tawa. Setelah selesai, tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Teman-teman lain pun menyimak dan antusias.
Beberapa hari kemudian, tugas dilanjutkan dengan kegiatan praktek. Setiap kelompok diminta untuk memerankan cita-cita mereka di depan kelas. Raisa berpura-pura sedang bermain futsal di lapangan , Liva memerankan seorang dokter kecantikan yang sedang menangani pasien, Louisa menunjukkan seolah-olah sedang melukis dan menjual karyanya, Angel menujukan gerakan atletik, dan Anna berdiri di depan kelas, memerankan guru yang mengajar dengan penuh semangat.
Tepuk tangan meriah pun mengisi ruangan. Semua siswa kagum pada keberanian dan keyakinan mereka. Kelima sahabat itu juga belajar untuk saling menghargai cita-cita satu sama lain.
Iri dan Kebaikan Hati
Namun, tidak semua orang senang melihat kebersamaan mereka. Ada seorang murid bernama Callie yang sering merasa iri terhadap Anna dan sahabat-sahabatnya. Tatapan sinis dan komentar tidak menyenangkan kerap Callie lontarkan. Tapi Anna dan teman-temannya tidak pernah membalas. Sebaliknya, mereka tetap bersikap baik dan bahkan sering mengajak Callie bergabung saat istirahat.
Meskipun ajakan itu kerap ditolak, mereka tak menyerah. Mereka yakin bahwa kebaikan akan menang melawan rasa iri.
Cita-cita yang Tercapai
Waktu pun berlalu. Tak terasa, mereka semua lulus dari SD. Tahun demi tahun berlalu, dan impian yang dulu hanya sebatas angan kini telah menjadi nyata. Raisa menjadi pemain futsal profesional, Liva menjadi dokter kecantikan ternama, Louisa sukses sebagai pelukis, Angel menjadi atlet berprestasi, dan Anna menjadi guru di sebuah sekolah dasar, mengajar dengan cinta dan ketulusan.
Yang lebih membahagiakan, persahabatan mereka tetap utuh. Bahkann Callie, yang dulu penuh rasa iri, kini berubah menjadi pribadi yang hangat. Ia menyadari bahwa kebaikan sahabat-sahabatnya telah menyentuh hatinya.
Penutup
Impian memang bukan sesuatu yang mudah digapai, akan tetapi dengan semangat, persahabatan, dan hati yang baik, tidak ada yang tidak mungkin. Kisah Anna dan sahabat-sahabatnya mengajarkan kita bahwa berjalan menuju mimpi akan terasa lebih indah jika dilakukan bersama-sama.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Mimpi Terbang Yang Hampir Hilang
Mimpi Terbang Yang Hampir Hilang By. Gregorius Jonathan Damian (Siswa Kelas VI SD Fransiskus III) Di sebuah sekolah di tengah kota, ada seorang siswa bernama Raka. Ia diken
“Cahaya Dibalik Rak Buku”
By : Lovely Angel Kanter (Lovely) (Siswa SD Fransiskus III) Pak Adi, seorang pustakawan di sebuah sekolah dasar, merupakan sosok yang sabar dan penuh kasih. Setiap pag